Tuesday 1 September 2015

Sudah Lama Nggak Ngeblog Lagi... Hehehe...


Sudah sekian lama blog ini tidak pernah di isi lagi.... hehehe... maaf pembaca yang budiman saya mengecewakan anda semuanya, hikhikhik........ tapi Insyaalloh mulai sekarang blog ini akan terus saya update dengan berita-berita yang insyaalloh terkini, mudah-mudahan amien....
Dengan berbagai macam kesibukan belakangan ini, maklum sekarang saya di mutasi kerjanya di SMA Negeri 5 Surabaya, tentunya banyak hal yang musti saya urus sehingga blog ini tidak pernah saya jamah sama sekali. Banyak penyesuaian yang harus saya lakukan agar bisa betah dan nyaman bekerja di linkungan yang baru ini. Memang sekolah ini tergolong sekolah unggulan di Surabaya dan Jawa Timur bahkan masuk 10 Sekolah terbaik Nasional, maaf bukan mau menyombongkan sekolah barunya hehehe... tapi begitulah kenyataannya.... untuk itu tentunya perlu penyesuaian dan adaptasi yang lebih sehingga kedepannya saya mampu membaur dengan baik di sekolah yang baru ini.

Semoga kepindahan saya di SMA Negeri 5 Surabaya memberikan manfaat bagi diri saya sendiri dan juga bagi orang lain tidak terkeculi para pembaca blog ini, amien...
Dengan hijrahnya ini semoga saya bisa mengambil hikmah dari Hijrahnya Nabi Muhammad SAW dari Kota Mekah ke kota Madinah...
© Ilustrasi : duajurai.com


Dalam sebuah riwayat dikisahkan, ada seorang yang mendatangi Rasulullah dan berkata: “Wahai Rasulullah,saya baru saja mengunjungi kaum yang berpendapat bahwa hijrah telah telah berakhir”, Rasulullah bersabda: ”Sesungguhnya hijrah itu tidak ada hentinya, sehingga terhentinya taubat, dan taubat itu tidak ada hentinya sehingga matahari terbit darisebelah barat”.

Beberapa hikmah yang dapat dipetik dari Hijrahnya Nabi dan para sahabat dari Mekah ke Madinah saat itu adalah:1 Pertama: perisitwa hijrah Rasululah dan para sahabatnya dari Mekah ke Madinah merupakan tonggak sejarah yang monumental dan memiliki makna yang sangat berarti bagi setiap Muslim, karena hijrah merupakan tonggak kebangkitan Islam yang semula diliputi suasana dan situasi yang tidak kondusif di Mekah menuju suasana yang prospektif di Madinah.

2 Kedua: Hijrah mengandung semangat perjuangan tanpa putus asa dan rasa optimisme yang tinggi, yaitu semangat berhijrah dari hal-hal yang buruk kepada yang baik, dan hijrah dari hal-hal yang baik ke yang lebih baik lagi. Rasulullah s.a.w. dan para sahabatnya telah melawan rasa sedih dan takut dengan berhijrah, meski harus meninggalkan tanah kelahiran, sanak saudara dan harta benda mereka.

3 Ketiga: Hijrah mengandung semangat persaudaraan, seperti yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada saat beliau mempersaudarakan antara kaum Muhajirin dengan kaum Anshar, bahkan beliau telah membina hubungan baik dengan beberapa kelompok Yahudi yang hidup di Madinah dan sekitarnya pada waktu itu.

Dalam konteks sekarang ini, pemaknaan hijrah tentu bukan selalu harus identik dengan meninggalkan kampung halaman seperti yang dilakukan oleh Rasulullah s.a.w. dan kaum Muhajirin, tetapi pemaknaan hijrah lebih kepada nilai-nilai dan semangat berhijrah itu sendiri, karena hijrah dalam arti seperti ini tidak akan pernah berhenti.

Hijrah secara bahasa berarti “tarku” (meninggalkan). Dikatakan: hijrah ila syai’ berarti “intiqal ilaihi ‘an ghairihi” (berpindah kepada sesuatu dari sesuatu). Sedangkan secara istilah hijrah berarti “tarku man nahallaahu ‘anhu”: meninggalkan sesuatu yang dilarang oleh Allah SWT. Rasulullah SAW bersabda: “Muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan segala larangan Allah”. (HR. Bukhari)

Dengan demikian, hijrah secara maknawi terus relevan sampai kapan pun. Bahwa nilai dan semangat hijrah harus kita bawa dalam kehidupan modern ini. Kita berhijrah dari kejahiliyahan menuju Islam. Hijrah dari kekufuran menuju Iman. Hijrah dari kesyirikan menuju tauhid. Hijrah dari kebathilan menuju al-haq. Hijrah dari nifaq menuju istiqamah. Hijrah dari maksiat menuju tha’at. Dan hijrah dari yang haram menuju yang halal.
x

No comments:

Post a Comment