Pindahnya Jokowi dari Istana Negara ke Istana Bogor memang
menimbulkan banyak pertanyaan di tengah kisruhnya perpolitikan di negara kita. Namun yang jelas kita sebagai warga negara tentunya kita berharap Jokowi bisa meniru dan meneladai Nabi Muhammad SAW yang melakukan Hijrah dari Mekkah Ke Madinah.
Hijrahnya Nabi Ke Madinah
Pada saat ini, sebagian umat Islam, ketika mendengar kata hijrah atau peristiwa hijrah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dari Mekah ke Madinah, menganggapnya sebagai suatu perpindahan biasa, layaknya migrasi penduduk dengan segala kerepotannya. Padahal tidaklah semudah itu. Ini adalah perjuangan yang besar. Bentuk perlawanan terhadap kaum musyrikin Mekah bahkan Jazirah Arab secara umum. Kehilangan nyawa sebuah resiko yang begitu terpapar di depan mata Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam dan para sahabatnya.
Hijrah bukanlah melarikan diri. Hijrah adalah persiapan membekali diri untuk kehidupan akhirat. Karena itulah, Allah Ta’ala berfirman,
وَالَّذِينَ هَاجَرُوا فِي سَبِيلِ اللهِ ثُمَّ قُتِلُوا أَوْ مَاتُوا
لَيَرْزُقَنَّهُمُ اللهُ رِزْقًا حَسَنًا وَإِنَّ اللهَ لَهُوَ خَيْرُ
الرَّازِقِينَ * لَيُدْخِلَنَّهُمْ مُدْخَلاً يَرْضَوْنَهُ وَإِنَّ اللهَ
لَعَلِيمٌ حَلِيمٌ
Ada beberapa hal yang bisa di cermati dan di tauladani Jokowi dari peristiwa Hijrahnya Rasulullah ke Mekkah:
Pertama, hijrahnya umat Islam secara menyeluruh terjadi setelah pintu dakwah sudah tertutup di Mekah.
Hijrah ke Madinah bukanlah hijrah yang pertama dialami umat Islam. Sebelumnya sebagian sahabat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menempuh dua kali hijrah ke negeri Habasyah. Kesempatan untuk berdakwah di Mekah begitu kecil atau bahkan tertutup. Mengapa tertutup? Karena orang-orang kafir Quraisy berencana untuk membunuh Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam setelah wafatnya paman beliau, Abu Thalib, tiga tahun sebelum hijrah. Saat itulah, strategi hijrah mulai disusun oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam.
Sejak mula, dakwah di Mekah memang sudah sulit. Namun Allah Ta’ala tidak memerintahkan Rasul-Nya untuk berhijrah. Hingga akhirnya pintu tersebut mulai dirasa begitu rapat, barulah Allah perintahkan Rasul-Nya dan umat Islam untuk berhijrah. Dari sini kita bisa mengambil pelajaran yang begitu mendalam, ketika pintu dakwah masih terbuka walaupun dirasa sulit, maka kita hendaknya berusaha mengajak orang-orang kepada kebenaran.
Belakangan kita diberikan sebuah gambaran bahwa pak Jokowi sekarang ini mendapatkan tekanan yang super hebat terutama dari tokoh politik senior di sekitar lingkarnnya. beberapa tokoh senior itu berupaya merongrong pemerintahannya dengan memaksakan kehendaknya walaupun itu bertentangan dengan aspirasi atau kehendak rakyat. tentunya dengan desakan seperti ini pak jokowi merasa tidak bisa bekerja lagi untuk rakyat yang nota bene adalah pemilihnya sehingga dirinya perlu untuk berhijrah ke tempat lain yang memiliki ketenangan dari rongrongan para seniornya itu.
Kedua, saat seluruh umat Islam melakukan hijrah, maka Madinah yang dipilih menjadi tujuan bukan Habasyah.
Kota tujuan hijrah bisa saja bukan Kota Madinah jika Bani Syaiban atau Bani Hanifah atau Bani Amir beriman. Namun Allah Ta’ala menginginkan Madinah seabgai tempat hijrah Nabi-Nya. Kultur masyarakat Madinah yang merupakan bangsa Arab, tidak jauh berbeda dengan masyarakat Mekah sehingga para sahabat tidak begitu kesulitan untuk beradaptasi.
Jaminan keamanan di Madinah pun lebih besar dibandingkan di Habasyah. Di Habasyah, hanya An-Najasyi yang beriman, jika ia wafat, maka keselamatan kaum muslimin kembali terancam. Selain itu, terbentuknya negara Islam lebih besar peluangnya di Madinah dibanding Habasyah.
Kenapa Jokowi pilih pindah ke Istana Bogor? Selain Bogor terkenal memiliki kualitas lingkungan yang lebih baik dari Istana Merdeka, Bogor juga tentunya lebih sejuk, tenang dan sudah barang tentu tempatnya lebih jauh dari Jalan Tengku Umar (kediaman Megawati) yang disebut-sebut sering melakukan intervensi pemerintahannya. Bayangkan kalo di istana merdeka jarak dengan Jl. Tengku Umar kurang lebih hanya 4 Km saja, tentunya hal ini akan memudahkan komunikasi dan intervensi dari seniornya dari pada ketika Pak Jokowi sudah pindah ke Istana Bogor, selain itu saya sedikit sependapat dengan beberapa tokoh nasional bahwa kepindahan Jokowi ada kaitannya dengan mendekatnya Pak Jokowi Ke Gerindra. (Perlu telaah dan kajian mendalam sih...karna dalam perpolitikan selain hal itu bisa terjadi namun seperti biasa sikap kehati-hatian pak jokowi dan bukan tipe pak jokowi yang seorang politikus kutu loncat...)
PENUTUP
Hijrah ke jalan kebaikan akan membawa kesuksesan luar biasa bagi siapa
saja semoga termasuk juga Pak Jokowi. Setelah berhijrah, Nabi Muhammad berhasil dengan sukses membangun
kota Madinah sebagai pusat pemerintahan dan penyebaran Islam. Dan salah
satu prestasi luar biasa beliau yang diberikan oleh Allah atas
perjuangan beliau adalah Fathu Makkah.Tentunya harapan kirta bersama dengan Hijrahnya Presiden ke Istana Bogor bisa membawa angin segar terhadap stabilitas Politik Nasional sehingga rongrongan orang-orang yang memiliki kepentingan lain bukan untuk kepentingan rakyat bisa di hindari.
Dari seorang yang dikejar-kejar oleh kaum Quraisy Makkah saat dakwah dan memulai hijrah, hingga keadaan berbalik. Rasulullah bersama 10.000 orang pasukan muslim kembali menuju Makkah. Tanpa perlawanan, Makkah ditaklukkan dan disatukan dengan Madinah dengan syarat satu tahun berikutnya diserahkan kembali kepada penduduk Makkah. Dan satu tahun setelah itu, Rasulullah kembali menyerahkan Makkah dengan sudah disatukan dengan Madinah, dan saat itu juga Islam sudah tersebar ke seluruh Jazirah Arab. Sungguh prestasi yang sangat luar biasa!
Semoga Hijrahnya Jokowi bisa meneladani Hijrahnya Rasululloh yang mengembalikan kejayaan Islam dan Mr Jokowi bisa memajukan kejayaan Negara Indonesia sehingga bisa bersaing dan sejajar dengan negara lain. Amien ya Rabbal Alamien...
No comments:
Post a Comment