Negri ini tidak henti-hentinya dari tahun ke tahun terus melakukan
Ekspor asap ke luar negeri. Wah hebat tuh pasti mendatangkan Devisa yang banyak
bagi negara.... hehehe... Ya tentunya yang terjadi malah sebaliknya, kita
mendapatkan malu dan cela yang luar biasa dari negara-negara tersebut,
ketidak mampuan kita mengatasi pembakaran lahan dan hutan kita yang menahun,
banyak mendapatkan sindiran dan meme yang membuat wajah kita ikut tertunduk
malu melihat dan mendengarnya.... Aduhhh... hanya bisa ngelus dada.... (baca : canda_dimedia_sosial_soal_asap, Malaysia_dan_Singapura_Sindir_kabut_asap_dengan
#TerimaKasihIndoneisa, Kabut.Asap.Indonesia.Disindir.lewat.Meme.Tiup.Lilin)
Coba simak gambar-gambar berikut Ka.....
© Ilustrasi : sumber
© Ilustrasi : sumber
© Ilustrasi : sumber
© Ilustrasi : sumber
Tuh.... kan malu nggak dapat gambar dan meme seperti itu,
hehehe....
Dan sepertinya pemerintahan sudah kehilangan akal dan wibawanya dalam mengatasi kebakaran hutan ini, sudah menjadi rahasia umum mayoritas kebakaran terjadi diakibatkan oleh tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab (baca : aphi-kebakaran-hutan-disebabkan-perusahaan-ilegal) sungguh terjadi apa yang tertulis dalam Al-qur'an :
“Telah tampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan
karena perbuatan tangan manusia; Allah menghendaki agar mereka merasakan
sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (kejalan yang
benar). Katakanlah (Muhammad), “Bepergianlah di bumi lalu lihatlah
bagaimana kesudahan orang-orang dahulu. Kebanyakan dari mereka adalah
orang-orang yang mempersekutukan (Allah).” (Q.S. Ar Rum (30) : 41-42)
Pemerintah harus bisa menindak dengan tegas pelanggaran hukum yang
terjadi, agar penyakit menahun ini bisa teratasi, dan tentunya alam ini bisa
terjaga dan terawat dengan baik sehingga bisa di wariskan ke generasi kita yang
akan datang.
“Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi setelah
(diciptakan) dengan baik. Berdo’alah kepada-Nya dengan rasa takut dan penuh
harap. Sesungguhnya rahmat Allah sangat dekat kepada orang yang berbuat
kebaikan. Dialah yang meniupkan angin sebagai pembawa kabar gembira, mendahului
kedatangan rahmat-Nya (hujan), sehingga apabila angin itu telah membawa awan
mendung, Kami halau ke suatu daerh yang tandus, lalu Kami turunkan hujan di
daerah itu. Kemudian Kami tumbuhkan dengan hujan itu berbagai macam
buah-buahan. Seperti itulah Kami membangkitkan orang yang telah mati,
mudah-mudahan kamu mengambil pelajaran. Dan tanah yang baik, tanaman-tanamannya
subur dengan izin Tuhan; dan tanah yang buruk, tanaman-tanamannya yang tumbuh
merana. Demikianlah kami menjelaskan berulang-ulang tanda-tanda (kebesaran
Kami) bagi orang-orang yang bersyukur.”(Q.S. Al-A’raf (7) : 56-58)
Pelaku pembakaran hutan di Indonesia tidak hanya dilakukan oleh
masyarakat Indonesia saja tapi perlu diingat juga bahwa, pelaku pembakaran yang
terjadi di Indonesia banyak pula dilakukan oleh masyarakat yang negaranya
terkena dampak kebakaran ini. (baca : menteri-siti-sebut-ada-perusahaan-malaysia-bakar-hutan)
Mari kita jaga alam yang telah di ciptakan untuk kita, mulailah dengan menjaga kebersihan dan kesucian lingkungan di wilayah kita.... karena sesuai sabda Rasulullah SAW,
عن أبي مالك –الحارث بن عاصم- الأشعري رضي الله عنه قال : قال رسول الله صلى الله عليه وسلم - الطهور شطر الإيمان والحمد لله تملأ الميزان وسبحان الله والحمد لله تملأ ما بين السماء والأرض والصلاة نور والصدقة برهان والصبر ضياء والقران حجة لك أو عليك كل الناس يغدو فبائع نفسه فمعتقها أو مُوبقها -" رواه مسلم
Dari Abu Malik, Al Harits bin Al Asy'ari radhiyallahu 'anhu, ia berkata : “Telah bersabda Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa Sallam : ‘Suci itu sebagian dari iman, (bacaan) alhamdulillaah memenuhi timbangan, (bacaan) subhaanallaah dan alhamdulillaah keduanya memenuhi ruang yang ada di antara langit dan bumi. Shalat itu adalah nur, shadaqah adalah pembela, sabar adalah cahaya, dan Al-Qur'an menjadi pembela kamu atau musuh kamu. Setiap manusia bekerja, lalu dia menjual dirinya, kemudian pekerjaan itu dapat menyelamatkannya atau mencelakakannya”.
Makna kebersiha Sebagian dari Iman
Sesungguhnya Allah baik dan menyukai kebaikan, bersih dan
menyukai kebersihan, murah hati dan senang kepada kemurahan hati, dermawan dan
senang dengan kedermawannan. Karena itu bersihkanlah halaman rumahmu dan jangan
meniru-niru orang-orang yahudi (HR. Tirmidzi)
Atau dalam Alqur'an Allah SWT berfirman :
لَا تَقُمْ فِيهِ أَبَدًا ۚ لَمَسْجِدٌ أُسِّسَ عَلَى التَّقْوَىٰ مِنْ أَوَّلِ يَوْمٍ أَحَقُّ أَنْ تَقُومَ فِيهِ ۚ فِيهِ رِجَالٌ يُحِبُّونَ أَنْ يَتَطَهَّرُوا ۚ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُطَّهِّرِينَ
Janganlah kamu bersembahyang dalam mesjid itu selama-lamanya. Sesungguhnya mesjid yang didirikan atas dasar takwa (mesjid Quba), sejak hari pertama adalah lebih patut kamu sholat di dalamnya. Di dalamnya mesjid itu ada orang-orang yang ingin membersihkan diri. Dan sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bersih. (At-Taubah : 108)
Dari
hal tersebut sangat jelas bahwa Islam sangat menganjurkan kebersihan jadi
tidaklah salah slogan kebersihan sebagian dari iman. Tapi apakah hanya
sebatas bersih dalam arti itu saja? Ketika menyebut iman, bersih berarti
mencakup keseluruhan. Seseorang yang mengaku beriman, tentu akan benar-benar
menjaga kebersihannya. Bersih lingkungannya, pakaianya, tubuhnya,
fikirannya, hatinya, bahkan bukan hanya bersih melainkan suci.
Mengapa
saya bilang bersih bahkan mencapai suci? Karena keduanya memiliki kaitan yang
erat tapi memiliki arti yang berbeda. Bersih belum tentu suci, apakah seorang
yang sehabis berhadats besar misalkan jima’ dengan istri lantas mandi bisa
dibilang suci? Bersih mungkin benar karena orang mandi tentu bersih tapi
apabila belum mandi besar (junub) belum bisa di katakan suci. Dan suci, belum
tentu bersih, misalkan saja sajadah yang kita kenakan pastilah ada debu yang
pastinya itu disebut kotor tapi bisa dikatakan suci bila tidak ada najis, tentu
saja tetap yang kita harapkan bersih pula, hal ini berarti kedudukan suci dapat
dikatakan utama atau lebih tinggi dari bersih
Baiklah,
kembali kepada topik bahasan kebersihan sebagian dari iman. Mengapa dikatakan
sebagian dari iman, seperti yang sedikit saya singgung di atas bahwa seorang
yang beriman tentu bukan saja menjaga kebersihan tempatnya saja melainkan pula
tubuhnya, fikirannya, bahkan hingga hatinya akan selalu dijaga kebersihannya
Bersih
hati dari bersihnya rizqi
Seorang
yang beriman tentu akan sangat menjaga dari mana datang makanannya (hal yang
haram atau halal) dan di dapat dari mana rizqinya. Bila ada yang bertanya apa
hubunganya antara makanan atau minuman dan rizqi yang di dapat? Annu’maan Ibnu
Basyir berkata, aku telah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda :
Sesungguhnya
yang halal itu jelas, dan yang haram juga sudah jelas, dan di antara keduanya
ada hal-hal yang syubhat yang tidak diketahui oleh kebanyakan manusia.
Barangsiapa menjauhinya, maka ia telah membersihkan agamanya dan kehormatanya
dan barangsiapa memasuki syubhat, ia telah memasuki keharaman, seperti halnya
penggembala yang menggembala di sekitar batas (tanahnya), tidak lama ia akan
jatuh ke dalamnya. Ingatlah bahwa setiap kepemilikan ada batasnya, dan ingatlah
batas Allah ialah lapangan-laranganNYA. Ketahuilah bahwa di dalam tubuh ada
segumpal daging, jika ia baik seluruh tubuh akan baik jika ia rusak seluruh
tubuh akan rusak. Ketahuilah dialah Hati
Maka
bagi seorang yang beriman atau mengaku beriman, hendaknya menjaga apa yang ia
makan, apakah dari jenis yang haram ataukah halal dan didapat dengan jalan yang
halal atau haram, bahkan hal yang syubhat lebih baik ditinggalkan karena
khawatir akan terjerumus dalam keharaman. Rizqinya bersih, yang dimakan bersih
insya Allah hati akan terjaga kebersihannya pula.
Betapa
seorang yang beriman akan senantiasa menjaga kebersihan hatinya dengan menjaga
sumber rizqi dan sumber atau bahan makanannya, dengan hal tersebut saja
tentunya ia akan menjaga fikirannya agar tetap bersih karena khawatir hatinya
akan ikut ternoda dan seorang yang senantiasa menjaga hatinya tentu akan
terjaga pula keimanan dalam dadanya.
Bersih
badannya
Tsauban
r.a berkata, Rasulullah s.a.w bersabda :
Istiqamahlah
kamu, yakni tetapkan amal kebaikan yang kamu lakukan dan kamu tidak dapat
menghitung berapa banyak keuntungan orang yang istiqamah, dan ketahuilah bahwa
sebaik-baik amalmu ialah shalat, dan tidak akan dapat menjaga untuk selama
berwudhu kecuali orang mu’min, yakni selalu berwudhu termasuk akhlak orang
mu’min. Karena itu seharusnya seorang mu’min selalu berwudhu sepanjang hari,
dan bila akan tidurpun harus berwudhu, sebab bila ia berbuat demikian dikasihi
Allah dan Malaikat Hafadhah
Dalam
hadits di atas tersebut “berwudhu termasuk akhlak orang mu’min” seorang yang
beriman atau mengaku beriman hendaknya senantiasa menjaga wudhu, ini berarti
menjaga benar tubuhnya tetap bersih bahkan suci dari hadats kecil maupun hadats
besar, menjaga tubuhnya tetap suci terhindar dari najis berat maupun ringan
Seorang
kawan baik saya mempunyai tabiat yang ringan namun mempunyai pengaruh dan makna
yang dalam, yakni senantiasa membersihkan sandalnya dan membedakan sandal untuk
bepergian dan ketika hendak pergi wudhu. Ketika saya tanyakan, dia berkata,
“apakah kamu bisa menjamin sandal yang kamu kenakan bersih dari najis? Bukankah
salah satu yang membatalkan wudhu adalah najis? Maka rajin-rajinlah
membersihkannya dan memisahkan dari keduanya agar terjaga wudhumu, lupakah kamu
dengan ayat watsiyaa baka fathahhir (dan pakaianmu bersihkanlah) (QS
Al Muddatstsir : 4)” hal yang sangat sederhana tetapi sangat penting bahkan
sering kali terlupakan.
Hal
tersebut jelaslah seorang yang senantiasa menjaga wudhunya tentu akan
senantiasa menjaga pula kebersihan bahkan kesucian pakaiannya, bukankah ini
sebuah akhlak mu’min, sebuah akhlakul karimah?
(Yaitu)
surga ‘Adn yang mengalir sungai-sungai di bawahnya, mereka kekal didalamnya.
Dan itu adalah balasan bagi orang yang bersih (dari kekafiran dan kemaksiatan) (QS
Thaahaa : 76)
Dari
Hasan bin Athiyah berkata, Rasulullah s.a.w bersabda :
Wudhu
itu sebagian dari iman, dan siwak itu sebagian dari wudhu, dan andaikan tidak
khawatir memberatkan pada ummatku, niscaya aku wajibkan bersiwak tiap-tiap
shalat. Dan dua rak’at yang dilakukan dengan bersiwak, lebih afdhal dari tujuh
puluh rak’at yang tidak bersiwak
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu
membersihkan(658) dan mensucikan(659) mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu menjadi ketentraman jiwa bagi mereka. Dan
Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui(QS At Taubah : 103)
(658)Maksudnya,
zakat itu membersihkan mereka dari kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan
kepada harta benda
(659)Maksudnya,
zakat itu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta benda mereka
Dari
beberapa keterangan di atas, bahwa slogan kebersihan sebagian dari iman
memiliki makna yang begitu dalam, yakni bukan saja bersih lingkungan, pakaian
saja, melainkan meliputi kebersihan tubuh, harta, fikiran hingga hati
Sahabatku,
bersihkanlah bukan hanya lingkungan saja, atau pakaian, tetapi bersihkan harta,
rizqi, fikiran, dan hati kita. Bukan saja sebagai wujud keimanan kita, tetapi
agar keimanan dihati kita senantiasa terjaga.
Kembalo
lagi ketopik sebelumnya.... seandainya kita sudah memulai kebesihan itu sudah
dibiasakan dari diri sendiri, niscaya kita pasti akan memlihara dan menjaga alam semsta ini dengan baik.
No comments:
Post a Comment