© Ilustrasi : sumber
Unjuk rasa Anti-Muslim kembali
terjadi di negara tetangga kita Australia, seperti di lansir
detiknews.com Ratusan anggota yang
tergabung dalam United Patriots Front menggelar aksinya di taman Rosalind. Ini
adalah kedua kalinya dalam dua bulan terakhir kelompok tersebut, beserta
kelompok nasionalis sayap kanan lainnya, menggelar unjuk rasa menentang rencana
pembangunan masjid.
Rencana pembangunan masjid pertama bagi umat Muslim di Bendigo tersebut telah mendapatkan persetujuan dari dewan kota Bendigo.
Sementara itu, kelompok anti-rasisme yang tergabung dalam Koalisi Aksi Bendigo turun ke jalan untuk menentang sikap rasisme dan menyerukkan kebebasan dalam beragama. Mereka berjalan dari Balai Kota menuju taman Rosalind, yang telah dipenuhi kelompok anti-Islam. (baca : protes-anti-muslim-tidak-mencerminkan-sikap-warga-australia)
Ini Pembuktian
Islamofobia sudah merambah berbagai belahan penjuru dunia. Betapa sengsaranya
warga muslim di negara-negara yang membiarkan diskriminasi agama seperti ini
berlangsung. Dan yang sangat disayangkan adalah warga negara tetangga ikut
menjadi rasis terhadap kaum muslimin padahal negara tetangganya adalah negara
dengan mayoritas muslim terbesar dunia. Kenapa begitu? Apakah muslim Indonesia
tidak bisa membawa berkah keindahan Islam terhadap negara tetangganya? Ah
sudahlah, saya tidak membahas itu, kali ini saya hanya ingin membahas bagaimana Islam masuk ke negara Australia ini.
Islam Di Negara
Kanguru
Australia merupakan benua yang
berdiri dalam satu Negara, artinya satu Negara yang menempati satu benua tidak
seperti di benua Asia,Eropa,Afrika maupun benua Amerika yang dihuni oleh
berbagai bangsa dan Negara. Australia didominasi penduduk kulit putih
keturunan Inggris.Penduduknya terbagi dari berbagai etnis yaitu Aborigin
sebagai penduduk pribumi,Kulit putih keturunan Eropa,penduduk keturunan Asia
baik dari Asia Timur,Asia Tenggara , Asia Barat maupun dari Asia selatan.
Islam mempunyai sejarah yang lama dan beraneka ragam di Australia. Semasa
penempatan Eropah awal, setengah kelasi dan bantuan Muslim telah tiba di Australia
tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka kerana mereka tidak
meninggalkan apa-apa kesan, kecuali beberapa rujukan di sana sini kepada nama
mereka. Saat penempatan Eropa awal, beberapa pelaut dan tahanan muslim telah tiba di Australia
tetapi tidak banyak yang diketahui tentang mereka karena mereka tidak
meninggalkan apa-apa efek, kecuali beberapa referensi di sana sini ke nama
mereka. Tidaklah sehingga abad ke-19 bahwa suatu kehadiran Islam yang tetap dikenali.
Pada dekad 1870-an , penyelam-penyelam Melayu Muslim telah diambil sebagai penyelam mutiara melalui perjanjian dengan Belanda untuk mengerjakan kawasan-kawasan perburuan
mutiara di Australia Barat dan Wilayah Utara . Pada tahun 1875 , ada 1,800 orang penyelam Melayu yang bekerja di
Australia Barat.. Kebanyakan mereka kemudian pulang ke negara masing-masing.Unta di import ke Australia sejak dari dekad 1860-an untuk membantu penjelajahEropah membukakan kawasan pedalaman yang kering. Para
juru latih unta juga berimigrasi ke sini untuk mengendalikan unta-unta yang
diperkenalkan untuk memenuhi permintaan logistik di gurun- gurun Australia yang amat luas. Kebanyakan juru latih ini
adalah Muslim dan walaupun mereka datang dari berbagai-bagai negara, mereka
biasanya dirujuk di Australia sebagai ” Afghan “,
perkataan bahasa Inggeris untuk “orang Afghanistan “. Oleh sebabpengetahuan dan kemahiran kaum juru latih itu tentang
unta, mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah
Eropah yang awal, dan adalah amat penting untuk penjelajahan. Karenapengetahuan dan keterampilan kaum pelatih itu pada
unta mereka telah diberikan penghargaan untuk menyelamatkan banyak penjelajah
Eropa yang awal, dan sangat penting untuk eksplorasi. Disebabkan sumbangan
mereka, landasan kereta api utara-selatan dinamai
sebagai The Ghan , singkatan untuk “The
Afghan” .Karena kontribusi mereka, jalan kereta api utara-selatan dinamai
sebagai The ghan , singkatan untuk “The
Afghan”. ([7])
Islam di Australia
merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“,
dan Buddhisme.
Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia
adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan,
masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras,
dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian,
bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung
identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan
dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.
Meskipun kemunculannya sebagai agama
di Australia sering
dianggap sebagai “baru” bagi warga non-Muslim Australia dan lebih dikenal
karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang
beragam termasuk Timur Tengah danAfrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa, Anak benua
India, dan Afrika
Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di
Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba
sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa
sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan
jumlah penganutnya.
Pendirian mesjid-mesjid diAustralia
pada abad 20 Australia cukup menggembirakan, karena dibuat oleh arsitek
Australia sendiri, seperti Brisbone tahun 1907 didirikan oleh arsitek Sharif
Abosi dan Ismeth Abidin,Tahun 1967 di Quesland didirikan masjid lengkap dengan
Islamic Center dibawah pimpinan Fethi Seit Mecca,Tahun 1970 di Mareeba
diresmikan masjid yang mampu menampung 300 jamaah dengan imam Haji AbdulLathif.
Dikota Sarrey Hill dibangun Masjid Raya Faisal bantuan Saudi Arabia ,di Sidney
dibangun masjid dengan biaya 900.000 dollas AS. Jadi dalam tahap pertumbuhan
dan perkembangan di Australia merupakan hal yang cukup pesat meskipun
pertumbuhan Islam sebatas dari para Imigran, sedangkan penduduk kulit putih
(Eropa) belum secara signifikan menganut Agama Islam,masih adanya pandangan di
kalangan penduduk kulit putih Australia sebagai pengguna kekerasan dan teroris
apalagi telah terjadi Bom Bali yang mayoritas korbannya orang Australia.
Pendidikan
Di Brisbone didirikan “Quesland
Islamic Society” untuk menyadarkan anak-anak muslim mendirikan shalat dan
meningkatkan silaturahmi. Pelajarnya berasal dari Indonesia, India, Pakistan,
Turki, Afrika, Lebanon dan Australia sendiri. Kemudian di Goulbourn didirikan
“Goulbourn College of Advanced Education” yakni pendidikan guru yang telah
melahirkan sarjana muda, sarjana lengkap master. Tokoh Goulbourn College antara
lain Dr. El-Erian (pelarian dari Mesir ketika Gamal Abdul Nasser berkuasa).
OrganisasiIslam Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewanIslamAustraliaberpusatdiSydney.Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar. Statistik muslim di Australia sangat tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di australia secara tepat di tengah isu negative yang ada. Namun jika merujuk data milik Administrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data dari Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat angka yang lebih besar, terutama setelah berdatangannya amigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan sejumlah negara-negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli Australia. Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 Etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon, kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di kota Sydney dan Melborn. Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney. Secara formal, Islam agama terbesar kedua dari agama-agama resmi yang diakui Negara di Australia. Secara Protokoler pun Mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari pemimpin Pemerintahan local dan federal, mereka mendapat nominasi kedua. Muslim Australia pun mudah dikenali denagan identitas perkumpulan yang didirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi resmi dan menghimpun majlis Islam disetiap wilayah. Perkumpulan majlis wilayah muslimin Australia merupakan paying besar resmi umat Islam di Australia. Organisasi ini mengadakan perhelatan besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentu majlis Islam di wilayah-wilayah yang ada di seluruh wilayah Benua Australia..
OrganisasiIslam Australian Federation of Islamic Councils (AFIC) adalah himpunan dewan-dewanIslamAustraliaberpusatdiSydney.Federation of Islamic Societies adalah Himpunan masyarakat muslim, terdiri atas 35 organisasi masyarakat muslim lokal dan 9 dewan Islam negara-negara bagian.Moslem Student Asociation adalah himpunan mahasiswa muslim yang menerbitkan majalah “Al-Manaar” berbahasa Arab, Australia dan Mimaret (berbahasa Inggris) Moslem Women’s Center (pusat wanita Islam) yang bertujuan memberikan pelajaran keislaman dan pelajaran bahasa Inggris bagi kaum muslimin yang baru datang ke Australia sedang bahasa Inggrisnya kurang lancar. Statistik muslim di Australia sangat tidak mudah memang menyebutkan jumlah umat Islam di australia secara tepat di tengah isu negative yang ada. Namun jika merujuk data milik Administrasi Imigran, jumlah kaum muslimin di Australia mencapai 700.000 jiwa. Sedangkan data dari Kantor Perwakilan Islam di Australia mencatat angka yang lebih besar, terutama setelah berdatangannya amigran asal Checnya, Bosnia, Irak, dan sejumlah negara-negara muslim lainnya. Jumlah itu belum ditambah dengan muslim warga asli Australia. Muslim Australia sekarang ini terdiri dari 27 Etnis. Jumlah terbesar dari etnis Libanon, kemudian Turki, selebihnya terbagi merata. Mayoritas mereka tinggal di kota Sydney dan Melborn. Jumlah terbesar komunitas muslim Australia ada di Sydney. Secara formal, Islam agama terbesar kedua dari agama-agama resmi yang diakui Negara di Australia. Secara Protokoler pun Mufti muslim mendapat urutan kedua. Misalnya dalam undangan dari pemimpin Pemerintahan local dan federal, mereka mendapat nominasi kedua. Muslim Australia pun mudah dikenali denagan identitas perkumpulan yang didirikan. Setiap etnis mempunyai organisasi resmi dan menghimpun majlis Islam disetiap wilayah. Perkumpulan majlis wilayah muslimin Australia merupakan paying besar resmi umat Islam di Australia. Organisasi ini mengadakan perhelatan besarnya setiap dua tahun sekali yang diberi nama Konggres Islam. Salah satu agendanya adalah memilih dan menetapkan mufti nasional dan penentu majlis Islam di wilayah-wilayah yang ada di seluruh wilayah Benua Australia..
Australia adalah tempat jumlah umat
Islamnya terus bertambah. Menurut sensus terakhir tahun 2006, lebih dari 340.000
orang mengidentifikasi diri sebagai umat Islam. Ini adalah sekitar 1,7 persen
dari total penduduk Australia. Islam secara tradisional yang terkait dengan
migran dan para pendatang baru.Hal ini terutama terjadi di tahun
1970-an, tahun 1980-an dan 1990-an ketika gelombang dari para pengungsi dan
migran yang baru tiba dari beberapa titik di Timur Tengah. Tetapi semakin lama
komposisi umat Islam Australia berubah dari imigran berkembang menjadi
penduduk asli.Kini, hampir 40 persen dari umat Islam Australia menganggap
Australia sebagai tempat mereka lahir. Hal ini berakibat besar pada bagaimana
generasi baru dari umat Islam sendiri menentukan dan mengartikulasi identitas
mereka. Pada tingkat yang paling dangkal, mereka sering menggunakan bahasa
Inggris sebagai bahasa pilihan komunikasi. Di tingkat lebih dalam, mereka
melihat Australia sebagai rumah tinggal dan tidak lagi punya keinginan untuk
kembali ke tanah leluhur mereka, sebagaimana orang tua mereka lakuka
Muslim Australia heterogen secara
kesukuan dan bahasa. Yang terbesar adalah kelompok etnis Libanon, Turki, dan
Arab Afghan. Perbedaan suku dan bahasa mempunyai perbedaan historis yang
mempengaruhi inisiatif masyarakat, organisasi dan jamaahnya. Akibatnya, masing-masing
kelompok etnis cenderung condong ke arah perbedaan masjid atau organisasi etnis
yang jelas.Tetapi banyak umat Islam Australia yang telah mencoba menjembatani
etnis yang terbagi. Ironisnya, penggunaan bahasa Inggris telah menjadi ukuran
yang paling efektif untuk menyatukan umat Islam dari berbagai latar belakang
etnis dan linguistik.Integrasi Muslim di Australia menghadapi sejumlah
tantangan. Beberapa tantangan itu bersifat struktural dan terkait dengan
kemampuan Muslim Australia untuk berpartisipasi secara efektif dalam kegiatan
ekonomi yang bermanfaat, sering merupakan hal yang sulit bagi para pendatang
baru yang baru saja tiba. Tantangan lain lebih subyektif dan terkait dengan
hambatan politik dan budaya.
Komposisi sosial-ekonomi umat Islam
di Australia beragam. Ada beberapa umat Islam yang telah berhasil mencapai
posisi kewenangan dalam bisnis, politik dan pendidikan. Tetapi mayoritas Muslim
cenderung masih berada pada posisi rendah.Sensus Australia terakhir disorot
karena adanya kekhawatiran ketidakcocokan dalam hal standar hidup dan akses
terhadap kekayaan antara Muslim dan non-Muslim. Lebih dari 2 persen dari rumah
tangga muslim tidak terdaftar pendapatannya; ini adalah dua kali jumlah
non-Muslim dalam kategori tersebut. Dalam hal kepemilikan rumah, indikator
keuangan dan keamanan sebuah yayasan, dari ‘Australian dream,’ Muslim terdaftar
hanya 15 persen. Kepemilikan rumah di antara sisa penduduk ada pada 33 persen.Angka kerja
memperkuat ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia.
Sedangkan untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen,
tingkat pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang
sama. Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan
merupakan masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan
pendapatan rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah
garis kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi
integrasi positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
Angka kerja memperkuat
ketidakcocokan di atas antara Muslim dan semua masyarakat Australia. Sedangkan
untuk tingkat pengangguran non-Muslim usia 25-45 ada pada 5 persen, tingkat
pengangguran yang Muslim adalah 12 persen untuk kelompok usia yang sama.
Angka-angka ini menunjukkan bahwa keamanan finansial dan kemiskinan merupakan
masalah serius bagi umat Islam.Kenyataannya, angka berkaitan dengan pendapatan
rumah tangga menempatkan 40 persen dari rumah tangga Muslim di bawah garis
kemiskinan. Masalah sosial-ekonomi riil ini menjadi hambatan bagi integrasi
positif dan aktif dalam masyarakat Australia.
Bentuk Negara Australia adalah
persemakmuran dengan monarki konstitusional (the Commonwealth of
Australia) dimana kepala negara dipimpin Gubernur Jenderal mewakili Rtu Inggris
dan pemerintahannya berupa system parlementer dipimpin seorang perdana menteri.
Terdapat tiga cabang pemerintahan:
·
Legislatif: Parlemen Australia yang terdiri dari
Gubernur-Jenderal, Senat, dan Dewan Perwakilan.
·
Eksekutif: Dewan
Eksekutif Federal; sang Gubernur-Jenderal dinasihati para penasihat
eksekutif, yang terdiri dari perdana menteri dan para menteri. Biasanya
Gubernur-Jenderal tidak akan menolak nasihat-nasihat tersebut.
·
Kejaksaan: Mahkamah
Agung Australia dan pengadilan-pengadilan federal lainnya.
Australia mempunyai parlemen yang
bikameral, terdiri dari Senat yang berisi 76 senator, dan sebuah Dewan Perwakilan
yang mempunyai 150 anggota. Anggota Dewan dipilih dari wilayah-wilayah
pemilihan beranggotakan tunggal yang umumnya disebut electorate atau seat (kursi).
Negara bagian yang lebih besar populasinya akan mempunyai lebih banyak
perwakilan; setiap negara bagian minimal mempunyai lima perwakilan. Dalam
Senat, setiap negara bagian diwakili 12 senator tanpa mempedulikan jumlah
penduduknya. Pemilihan anggota parlemen diadakan setiap tiga tahun sekali,
namun biasanya hanya setengah dari kursi-kursi Senat yang diperebutkan, karena
para senator mempunyai masa jabatan enam tahun yang saling bertindih.
Pemerintah dibentuk di Dewan Perwakilan, dan pemimpin partai atau koalisi
mayoritas dalam Dewan adalah sang Perdana Menteri. Ada tiga partai politik
besar:Buruh, Liberal, dan Nasional.
Australia memiliki sistem
pemerintahan parlemen dua tingkat, berdasarkan sistem Westminster. Terdapat
tiga tingkat pemerintahan: federal, negara bagian dan lokal. Parlemen federal
terdiri dari Dewan Perwakilan (House of Representatives) dan Senat. Partai yang
menduduki jumlah kursi terbanyak di Dewan Perwakilan akan membentuk
pemerintahan. Di paroh terakhir abad 20, satu bagian dari budaya dan sejarah
Australia yang kurang dikenal mulai muncul dan mendapatkan pengakuan yang lebih
luas, khususnya melalui seni, sastra dan film; dan sebagai akibatnya, ikon
‘battler’ menjadi semakin kurang relevan. Para imigran membawa kisah,
budaya dan mitos-mitos mereka sendiri, untuk berbaur dengan kalangan kolonial
Australia. Juga ada pengakuan yang sudah lama ditunggu, yaitu Aborigin
Australia merupakan fundamental dari definisi sejati budaya nasional masa kini.
Secara politik kaum Muslimin
Australia belum memiliki saluran politik baik di parlemen maupun di
legislatif,sehingga dalam menyalurkan aspirasinya sangat sulit diwujudkan
sampai sekarang kaum Muslim Australia hanya sebagai pemilih saja (voter).Belum
ada penelitian yang signifikan ke partai mana mereka menyalurkannya,apakah ke
partai nasional,partai buruh atau partai liberal
? Isu-isu politik memberikan
tantangan baru. Setelah serangan teroris 11 September dan kemudian bom Bali,
London dan Madrid, pemerintah Australia yang liberal mengadopsi serangkaian
kebijakan luar negeri dan dalam negeri yang secara luas dianggap merugikan dan
bias terhadap umat Islam.Aliansi pemerintah Australia dengan Amerika Serikat
dalam Perang melawan Teror mengambil tentara Australia ke Irak dan
Afghanistan-perang yang dianggap oleh banyak orang sebagai menjadikan umat
Islam target. Kasus Irak secara khusus telah menghasilkan kegelisahan di
kalangan umat Islam Australia.Mereka tidak dapat memahami mengapa Pemerintah
Australia mengabaikan sentimen mayoritas menentang perang, yang dinyatakan di
publik jalan-jalan besar kota Melbourne dan Sydney, dan memilih untuk terlibat
dalam perang dengan dasar hukum yang meragukan. Apakah aliansi dengan Amerika
Serikat lebih penting daripada menghormati hukum internasional?
Keterlibatan Australia dalam perang
melawan teror merupakan pengalaman pengasingan bagi banyak umat Islam. Hal ini
menjadi lebih nyata dengan adopsi undang-undang anti-teror. Undang-undang ini
telah dikritik oleh organisasi sipil liberal dan kelompok Muslim sebagai penargetan
warga Muslim, daripada dugaan tidak bersalah bagi mereka.Kekuatan badan-badan
keamanan untuk menahan tersangka teror tanpa perlu memberikan bukti atau
mengenakan kasus itu kepada proses peradilan, melemahkan tersangka untuk
membela diri. Tersangka teroris menjadi tersangka bersalah sampai dibuktikan
sebaliknya. Membuktikan bahwa mereka bukan teroris adalah hal yang mustahil,
dan banyak mengkhawatirkan bahwa umat Islam diletakkan dalam posisi yang
mustahil tersebut.Pada tahun 2007 ketika seorang dokter tamu dituduh
ada hubungan dengan sel teror di Inggris, kekhawatiran itu terbukti. Dr.
Haneef-nama orang itu-memang akhirnya dibebaskan dari setiap tuduhan, tapi
tidak sebelum ia kehilangan pekerjaan dan diusir dari Australia. Ini adalah
tragedi pribadi yang dirasakan oleh seluruh penduduk Muslim di Australia. Kasus
Haneef adalah kasus yang sangat efektif adalah meniup ke diri umat Muslim rasa
kepercayaan diri dan keyakinan diAustralia.Dalam konteks ini, Pemerintah
Australia di bawah kepemimpinan John Howard telah terlibat dalam kampanye
populis untuk mempresentasikan dirinya sebagai pelindung terbaik bagi
Australia. Penekanan pada nilai-nilai Australia dan pengenalan ujian
kewarganegaraan, di tengah laporan-laporan media akan warga Irak dan Afganistan
yang mencari suaka tiba di pantai Australia, membuat tegang hubungan antara
Muslim dan non-Muslim.
Setelah Perang Dunia kedua
(1939-1945) jumlah umat Islam di Australia meningkat dengan cepat.Jumlah warga
muslim antara tahun 1947 -1971 dari 2.704 menjadi 22.331.Hal ini terkadi akibat
ledakan ekonomi sehingga membuka lapangan baru.([8])
Banyak muslim dari Eropa terutama dari Turki ,Bosnia dan Kosovo berimigrasi ke
Australia,Muslim Australia sangat majemuk,berdasarkan sensus tahun 2006
berjumlah 340.000 orang dari jumlah ini yang lahir di Australia sekitar 128.904
orang.Selain itu terdapat migran muslim dari Libanon,Afganistan,Irak,Pakistan,
Bangladesh dan Indonesia.Dalam dasawarsa terakhir muslim imigran
melalui program pengungsi atau kemanusiaan dari Afrika seperti Somalia dan
Sudan.Masyarakat Muslim di Australia terpusat di kota Sydney dan
Melbourne,mereka banyak membangun mesjid dan sekolah Islam dan memberikan
sumbangan sehingga merendra multibudaya dan etnik di Australia.
Berdasarkan sensus dari Australian
Bureau of Statistics (ABS) pada tahun 2001, jumlah Muslim di Australia sebesar
281.578 orang, atau 1,5 % dari populasi jumlah penduduk Australia. Sedangkan
menurut estimasi dari salah satu lembaga Islam di New South Wales (NSW)
mencapai 300.000 orang. Sensus juga menunjukkan bahwa Muslim di Australia
berasal dari berbagai Negara, dengan hanya 20,8 % berasal dari Lebanon dan 14.5
% berasal dari Turki, sedangkan 64.7 % berasal dari sekitar 9 negara
(Indonesia, Afghanistan, Bosnia, dsb). Sensus tersebut juga menunjukkan bahwa
Muslim Australia mempunyai pendidikan yang cukup baik dibandingkan dengan
penduduk Australia secara keseluruhan, 21,7 % dari Muslim Australia yang berusia
di atas 15 tahun mempunyai gelar sarjana (bachelor degree) atau lebih tinggi,
prosentase ini lebih tinggi dibandingkan dengan 12,4 % dari penduduk Australia
secara keseluruhan. Kesimpulan penting dari hasil statistik ini adalah bahwa
anggapan negatif tentang mayoritas Muslim Australia tidak berpendidikan
terutama yang berasal dari bangsa Arab adalah tidak berdasar. Di Benua
Australia, Islam menggeliat pelan namun pasti. Saat ini, Islam masih menjadi
kelompok minoritas, mendudukki peringkat keempat setelah Kristen (64%), atheis
(18,7%), dan Buddha (2,1%), tidak termasuk 11,2% yang tidak mau menjawab apa
gerangan keyakinannya—berdasarkan sensus Australia tahun 2006. Diperkirakan
saat ini, umat Muslim di Australia berjumlah sekitar 340.392 orang, atau hanya
1,71% dari total populasi Australia([9])
Dalam melakukan aktifitas ibadah
Muslim di Australia mempunyai lebih dari 85 Masjid dan sekitar 50 musola ,
disamping itu di beberapa daerah yang jauh dari Masjid beberapa Muslim
berinisiatif untuk menyewa gedung (misalnya gedung pusat kegiatan komunitas)
untuk dijadikan tempat sholat jum’at. Untuk membangun sebuah Mesjid memerlukan
prosedur tertentu yang telah ditetapkan oleh pemerintah yang harus dipenuhi
syarat-syaratnya sebagaimana membangun gedung-gedung untuk kepentingan umum
lainnya. Secara individual biasanya Muslim mempunyai masalah dalam melakukan
aktifitas ibadah sholat pada saat hari kerja, yang paling banyak mengalami
masalah adalah pada saat pelaksanaan shalat Jum’at. Apabila menghadapi masalah
sulitnya melaksanakan sholat Jum’at, muslim yang taat memilih keluar dari
tempat kerja atau mengorganisasi beberapa muslim yang berdekatan tempat
kerjanya untuk melaksanakan sholat Jum’at, sedangkan muslim yang kurang taat
melaksanakan ibadahnya memilih meninggalkan sholat Jum’at. Kegiatan keagamaan
di Australia cukup semarak, hal ini bias dilihat dari banyaknya majelis taklim
atau kelompok-kelompok pengajian yang ada, bahkan beberapa gerakan Islam cukup
aktif terlihat melakukan berbagai aktifitas.
Peristiwa Bom London Tgl. 7 Juli
2005, Peristiwa 11 September dan Bom Bali.
Setelah terjadi peristiwa meledaknya bom di London 7 Juli 2005, pemerintahan Negara Barat segera melakukan kampanye terus menerus untuk memberlakukan undang-undang khusus bagi umat Islam yang tinggal di Negara Barat. Mereka mencoba membentuk opini menyesatkan kepada masyarakat bahwa undang-undang baru tersebut dimaksudkan untuk melindungi dan memerangi bahaya serangan terorisme di Negara mereka. Tetapi tidak bisa dielakkan, agenda tersembunyi dari kampanye tersebut yaitu membidik serta melemahkan Islam dan Muslim di Negara Barat segera terlihatnyata.Strategi dan agenda tersembunyi yang ditunjukkan oleh Pemerintahan Negara Barat mempunyai banyak kesamaan. Propaganda yang dimulai dengan alasan yang dicari-cari untuk memerangi terorisme, segera diperluas untuk memerangi apa yang mereka sebut dengan pendapat/ide radikal dan ekstrim, strategi ini ditargetkan untuk memecah belah Muslim dengan memberi predikat muslim moderat dan muslim radikal/ekstrim.
Di Australia target juga diarahkan ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar tidak pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh mereka ceramahkan. Tidak hanya sampai disitu, anggota parlemen dari partai Liberal Bronwyn Bishop mengusulkan agar melarang pemakaian jilbab di sekolah-sekolah umum, karena jilbab dianggap bertentangan dengan nilai-nilai kemasyarakatan Australia tentang persamaan dan menyebabkan perpecahan di sekolah-sekolah. Usulan ini juga mendapat tantangan keras baik dari muslim maupun non muslim, sebagian besar yang menentang usulan itu mengatakan bahwa tidak ada bukti pemakaian jilbab di sekolah-sekolah menyebabkan perpecahan dan persamaan hak. Kerry Cullen salah satu kepala sekolah menengah umum tingkat atas (SMTA) di Sydney mengatakan bahwa di sekolahnya hanya ada satu orang yang menggunakan jilbab merah kecoklatan dimana warna tersebut sesuai dengan seragam sekolahnya, dan itu bukan suatu masalah di lingkungan sekolahnya. Tidak pernah ada laporan negatif dari guru-guru atau murid-murid yang disebabkan oleh pemakaian jilbab. Kepala sekolah lainnya mengatakan bahwa kita tidak pernah melihat adanya perpecahan yang disebabkan oleh pemakaian jilbab, kami melihatnya sebagai sebuah keragaman budaya. Secara umum hubungan Muslim dan Non Muslim di Australia cukup baik, terutama sebelum terjadi peristiwa 11 September. Tetapi setelah peristiwa 11 September, bom bali, kemudian disusul bom London banyak Muslim yang mendapat perlakuan kurang menyenangkan baik oleh masyarakat umum maupun oleh pemerintah dan media massa. Namun demikian hubungan personal antara Muslim dan Non Muslim masih cukup baik, meskipun terkadang sebutan teroris baik dalam nada bercanda maupun serius sering dilontarkan Non Muslim kepada Muslim, sebutan atau label teroris ini terkadang kurang menyenangkanbagiMuslim.Secara umum harapan Muslim yang tinggal di Australia adalah bisa lebih mudah menjalankan aktifitas ibadahnya terutama ibadah sholat Jumat, sedangkan harapan yang ditujukan kepada pemerintah Australia dan media massa adalah tidak terus menerus menyudutkan Muslim dengan memberi label-label yang tidak menyenangkan seperti ekstrimis, radikal, teroris dan sebagainya.
Di Australia target juga diarahkan
ke sekolah-sekolah muslim, dimana pemerintah akan meninjau kembali kurikulum yang
diajarkan di sekolah-sekolah tersebut. Rencana ini segera mendapat reaksi keras
dari sekolah-sekolah muslim, karena kurikulum yang diajarkan saat ini tidak
beda jauh dengan apa yang diajarkan di sekolah-sekolah lainnya, bahkan banyak
murid dari sekolah-sekolah muslim tersebut yang mempunyai prestasi lebih tinggi
dibandingkan dengan sekolah lainnya. Pemerintah juga mengusulkan agar di
sekolah-sekolah muslim lebih banyak diajarkan nilai-nilai kemasyarakatan
Australia, seperti toleransi, tanggung jawab dan sebagainya, dimana nilai-nilai
tersebut juga ada dalam Islam dan sudah diajarkan di sekolah-sekolah muslim
tersebut, lebih dari itu sekolah-sekolah muslim dalam kurikulum belajar tidak
pernah mengajarkan tindakan terorisme. Sedangkan di masjid-masjid, pemerintah
mengusulkan agar para Imam masjid diberi pengarahan apa yang seharusnya boleh
mereka ceramahkan.
Di Australia, terdapat lebih dari
300 ribu orang penganut Islam dari sekitar 21 juta jiwa penduduk Australia.
Mereka umumlnya adalah para imigran dari kawasan timur tengah, Asia dan Afrika.
Di Australia barat misalnya, terdapat 24.000 orang muslim yang tinggal dan
bekerja di negara bagian itu.Menurut catatan, kaum muslimin di negara Australia
ikut berperan membantu menaklukkan pedalaman Australia yang semua belum
tersentuh manusia. Di tahun 1800-an, kala itu, lebih dari2000 pengendara dan
15.000 armada unta secara khusus didatangkan dari Afghanistan, India utara dan
Pakistan. Unta-unta ini didatangkan guna mempercepat eksplorasi di bagian
pedalaman australia yang semula belum terpetakan dan terjamah manusia. Sebagian
besar yang ikut berperan dalam eksplorasi pengembangan wilayah itu adalah kaum
muslimin.
peran kaum Muslim di negeri itu. Menurut catatan, kaum Muslim ikut membantu menaklukkan’ pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia.
peran kaum Muslim di negeri itu. Menurut catatan, kaum Muslim ikut membantu menaklukkan’ pedalaman Australia yang semua belum tersentuh manusia.
Sumbangsih penting kaum Muslim
terhadap Australia modern adalah pembangunan skema Pembangkit Listrik
Tenaga Air (PLTA) Snowy Mountains di New South Wales.
Walaupun Muslim di Australia masih
sering mengalami perlakuan tidak adil, Muslim di Negara kangguru ini sudah
banyak memberikan sumbangan pikiran dan tenaga untuk kemajuan negeri ini.
Bahkan sejak pertama kali Australia ini dideklarasikan sebagai sebuah Negara,
Muslim sudah memberikan sumbangan yang sangat banyak bagi kemajuan negera yang
masih baru ini. Namun, kontribusi Muslim ini seringkali dilupakan bahkan tidak
tercatat dengan detail di dalam buku-buku sejarah Australia. Hampir semua
kontribusi orang-orang Islam terlupakan dan dilupakan di Australia, sehingga
Muslim masih menempati posisi sebagai warga Negara kelas dua bahkan menjadi
warga Negara yang kurang diperhitungkan di Australia.
Australia merupakan termasuk Negara
maju dimana dalam perekonomiannya mengandalkan hasil produksi perindutrian,
pertambangan, perdagangan, dan Jasa.Penguasaan sain dan teknologi di Negara ini
dapat disejajarkan dengan Negara-negara maju di Eropa,Amerika Serikat dan
Jepang. Kemajuan sain teknologi ini tentu saja berimbas pada kaum Muslimin
Australia,mayoritas kaum Muslimin Australia para imigran sehingga yang bergelut
dalan sain teknologi baru sebatas sebagi pekerja diberbagai bidang perindutrian
dan pertambangan.Meskipun demikian adanya secercah harapan bagi generasi Kaum
Muslim Australia dapat belajar dan memperoleh pengetahuan sain teknologi di
berbagai lembaga pendidikan yang tersebar di seluruh Negara bagian Australia.Sain dan
teknologi telah menjadi kehidupan keseharian warga Australia dengan kondisi
demikan membawa pengaruh yang sangat besar dan terbuka bagi kaum Mulimin di
Australia untuk belajar dan berkembang dalam penguasaan sain teknlogi.
Meskipun orang-orang Islam telah
masuk ke Australia sejak tahun 1600 yang dimulai oleh orang-orang
Makassar,kemudian kedatangan rombongan orang-orang Afganistan sekitar tahun
1860 belum memberikan masa kekegemilangan atau kemajuan Islam di Auatralia.Orang-orang Makasar
hanya para nelayan yang mencari kehidupan dipesisir pantai Barat Australia
dengan mencari teripang dan ikan saja setelah memperoleh hasil kembali ke
kampungya ,mereka tiadak membuka pemukiman di Australia , sedangkan orang-orang
Afganistan hanya sebagai pengurus hewan unta saja belum mensyiarkan Islam
secara maksimal tetapi para pendatang dari Afganistan ini dianggap sebagai
pendatang pertama di Australia karena mereka tinggal dan bermukim sehingga
disebut The first Muslim settlemen. Pendirian mesjid-mesjid di Australia baru
terjadi pada abad 20 , seperti di Brisbone tahun 1907 didirikan
oleh arsitek Sharif Abosi dan Ismeth Abidin. Jadi rentang waktunya sangat jauh
dari abad ke 16 sampai abad ke 20 baru dibanguin mesjid.Dilihat secara
geografis memang Australia tidak strategis sehingga bukan merupakan jalur
perdagangan dan jalur pelayaran dunia samapai abad ke 20,bahkan para penjelajah
dari Eropa seperi Dick Hartog,Frederic de Houtman dan Abel Tasman dari Belanda
tidak menetap dan mengekslorasi alam Australia pada abad ke 17 karena dianggap
gersang dan tidak menjanjikan kekayaan.Bahkan pemerintah Inggris yang mengklaim
Australia menjadi miliknya menjadikan wilayah Australia sebagi tempat
pembuangan para narapidana dan penjahat di Inggris.
Bagi umat Muslim di Australia sampai
saat ini masih merupakan proses masa perkembangan belum mencapai masa kejayaan
apalagi masa kemunduran.Beradasrkan sesnsus tahun 2006 Islam di Australia
merupakan kelompok agama terbesar keempat, setelah Kristen, “Tanpa Agama“,
dan Buddhisme.
Menurut sensus 2006, sekitar 340.392 orang atau 1.71% dari penduduk Australia
adalah Muslim. Menjadi komunitas yang ditetapkan berdasarkan identitas keagamaan,
masyarakat Muslim Australia merupakan masyarakat yang paling beragam secara etnis atau secara ras,
dengan anggota dari berbagai latar belakang etnis dan ras. Dengan demikian,
bagian-bagian berbeda di dalam komunitas Muslim Australia juga dapat mendukung
identitas tambahan, terbebas dari identitas Muslim mereka, sering berhubungan
dengan teman non-Muslim, di Australia maupun luar negeri.Meskipun kemunculannya
sebagai agama di Australia sering dianggap sebagai “baru” bagi warga
non-Muslim Australia dan lebih dikenal karena gelombang migrasi dari Dunia Muslim yang
beragam termasuk Timur Tengah dan Afrika Utara, Asia Tenggara, Balkan di Eropa,Anak benua
India, dan Afrika
Sub-Sahara faktanya, Islam memiliki sejarah yang panjang di
Australia. Sejarah ini merentang tidak hanya ke beberapa Muslim yang tiba
sebagai bagian dari kontak pertama Eropa dan masa kolonial, tapi juga ke masa
sebelumnya dan kemunculan awal Kristen sebagai agama non-pribumi yang dominan
jumlah penganutnya.
Faktor-faktor Islam di Australia
belum mencapai kejayaannya dan masih dianggap masih pada tahap berkembang
adalah :
a. Penduduk yang
menganut Islam baru 1.71 persen dari jumlah warga Negara Australia
b. Latarbelakang
etnis yang berasal dari berbagai Negara memerlukan waktu untuk mempersatukannya
c. Belum adanya
tokoh-tokoh Islam yang muncul di Australia baik tokoh politik, tokoh ekonomi
.tokoh ilmuwan maupun ketokohan nasional dalam keagamaan.
d. Belum banyaknya
lembaga pendidikan Islam yang representatif dan berkualitas.
e. Masih adanya
stigma Islam sebagai biangya kekerasan dari masyarkat dan pemerintahan
Australia apalagi setelah munculnya peristiwa Bom London,Persitiwa 11 September
di kota New York Amerika Serikat dan Bom
f. Dalam
penguasaan Ilmu pengetahuan dan Teknologi dari kaum Muslimin di Australia
belummerata dan mumpuni,masih tertinggal oleh kaum kulit putih keturunan Eropa
(sumber)
No comments:
Post a Comment