Sunday 1 November 2015

Barcelona, Halloween dan Islam

© Ilustrasi : playbuzz.com

Berbagai macam pakaian/kostum serba menakutkan selalu mewarnai pesta Halloween yang di adakan setiap tanggal 31 Oktober. Berbagai macam acara di gelar untuk merayakan pesta ini (baca : serunya-perayaan-halloween-dari-penjuru-dunia), hingar bingar perayaannya tidak hanya dilakukan oleh anak-anak tetapi juga banyak dilakukan oleh semua kalangan usia. Tua maupun muda berusaha menampilkan kostum terseram yang dimilikinya. Termasuk salah satu Tim kesayangan saya Barcelona, alih-alih mau mengejutkan Luis Enrique dengan pakaian Halloween, para pemain Barcelona justru mengganggu sesi konfrensi pers tim yang telah dikalahkannya Getafe dengan skor 2-0. (Baca : salah-beri-kejutan-barcelona-dikritik). Sangat memalukan dan sangat tidak etis sekali, sehingga manajemen Barcelona harus meminta maaf secara resmi akibat perbuatannya itu. (Baca : barcelona-minta-maaf-atas-tragedi-halloween)

Tradisi Halloween banyak dijumpai di Amerika Serikat, namun kini tradisi ini sudah merambah ke berbagai negara termasuk negara kita Indonesia. Tradisi ini berasal dari wilayah Irlandia, dan di bawa oleh orang irlandia yang bermigrasi ke Amerika Utara. Awalnya Halloween dirayakan anak-anak dengan memakai kostum seram, dan berkeliling dari pintu ke pintu rumah tetangga meminta permen atau cokelat sambil berkata "Trick or treat!" Ucapan tersebut adalah semacam "ancaman" yang berarti "Beri kami (permen) atau kami jahili." 



Halloween merupakan kependekan dari All Hallows' Even (eve dan even sama-sama berarti petang/malam) yang berarti malam sebelum hari raya All Hallow yang sekarang disebut Hari Raya Semua Orang Kudus (All Saints Holy Day). Huruf "n" di akhir kata Halloween berasal dari kata even. Pada zaman dulu, tanggal 1 November dipakai sebagai hari festival keagaamaan di berbagai tradisi paganisme Eropa hingga Paus Gregorius III dan Paus Gregorius IV memindahkan perayaan All Saints' Day menurut kalender santo dari tanggal 13 Mei ke tanggal 1 November. Tanggal 13 Mei dulunya dirayakan sebagai hari raya paganisme untuk festival Lemuria[1]

Halloween dan Islam

Terlepas dari siapa pencetusnya dan bagaimana sejarahnya, keterangan di atas memberikan kesimpulan kepada kita bahwa:

1. Hari halloween murni dari tradisi orang non muslim.
2. Hari halloween dimeriahkan secara berkala setiap tahun oleh orang non muslim.
3. Acaranya hanya sebatas main-main, tanpa ada unsur ritual ibadah.

Kaidah baku yang berlaku dalam syariat bahwa segala sesuatu yang diperingati secara berkala maka itu termasuk hari raya, meskipun di sana tidak ada unsur ibadah atau ritual kesyirikan. Bahkan meskipun isinya hanya main-main dan iseng. Terlebih ketika perayaan semacam ini dihiasi dengan gambar yang melambangkan pasukan iblis, yang jelas-jelas itu adalah musuh kita semua.
Beberapa catatan yang bisa kami berikan tentang fenomena semacam ini:

Pertama, turut merayakan hari raya sekelompok umat, sama dengan meniru kebiasaan mereka. Nabishallallahu ‘alaihi wa sallam melarang kita untuk meniru kebiasaan orang jelek, termasuk orang kafir. Beliau bersabda,

من تشبه بقوم فهو منهم

“Siapa yang meniru kebiasaan satu kaum maka dia termasuk bagian dari kaum tersebut.” (Hadis shahih riwayat Abu Daud)
Abdullah bin Amr bin Ash mengatakan,

من بنى بأرض المشركين وصنع نيروزهم ومهرجاناتهم وتشبه بهم حتى يموت خسر في يوم القيامة

“Siapa yang tinggal di negeri kafir, ikut merayakan Nairuz dan Mihrajan (hari raya orang majusi), dan meniru kebiasaan mereka, sampai mati maka dia menjadi orang yang rugi pada hari kiamat.”

Kedua, mengikuti hari raya mereka termasuk bentuk loyalitas dan menampakkan rasa cinta kepada mereka. Padahal Allah melarang kita untuk menjadikan mereka sebagai kekasih (baca: memberikan loyalitas) dan menampakkan cinta kasih kepada mereka. Allah berfirman,

يا أيها الذين آمنوا لا تتخذوا عدوي وعدوكم أولياء تلقون إليهم بالمودة وقد كفروا بما جاءكم من الحق … …

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil musuh-Ku dan musuhmu menjadi teman-teman setia yang kamu sampaikan kepada mereka (rahasia), karena rasa kasih sayang; padahal sesungguhnya mereka telah ingkar kepada kebenaran yang datang kepadamu..” (QS. Al-Mumtahanan: 1)

Terlebih, dalam perayaan halloween diiringi dengan membangga-banggakan setan. Memasang semua gambar setan di setiap asesoris mereka.

Ketiga, meskipun tidak ada unsur ritual peribadatan, perayaan orang kafir tidak boleh dimeriahkan orang mukmin.
Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam datang di kota Madinah, penduduk kota tersebut merayakan dua hari raya, Nairuz dan Mihrajan. Beliau pernah bersabda di hadapan penduduk madinah,

قدمت عليكم ولكم يومان تلعبون فيهما إن الله عز و جل أبدلكم بهما خيرا منهما يوم الفطر ويوم النحر

“Saya mendatangi kalian dan kalian memiliki dua hari raya, yang kalian jadikan sebagai waktu untuk bermain. Padahal Allah telah menggantikan dua hari raya terbaik untuk kalian; idul fitri dan idul adha.” (HR. Ahmad, Abu Daud, dan Nasa’i).

Perayaan Nairuz dan Mihrajan yang dirayakan penduduk madinah, isinya hanya bermain-main dan makan-makan. Sama sekali tidak ada unsur ritual sebagaimana yang dilakukan orang majusi, sumber asli dua perayaan ini. Namun mengingat dua hari tersebut adalah perayaan orang kafir, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melarangnya. Sebagai gantinya, Allah berikan dua hari raya terbaik: Idul Fitri dan Idul Adha.
Untuk itu, turut bergembira dengan perayaan orang kafir, meskipun hanya bermain-main, tanpa mengikuti ritual keagamaannya, termasuk perbuatan yang telarang, karena termasuk turut mensukseskan acara mereka.
Keempat, Allah berfirman menceritakan keadaan ‘ibadur rahman (hamba Allah yang pilihan),

و الذين لا يشهدون الزور …

“Dan orang-orang yang tidak turut dalam kegiatan az-Zuur…”
Sebagian ulama menafsirkan kata ‘az-Zuur’ pada ayat di atas dengan hari raya orang kafir. Artinya berlaku sebaliknya, jika ada orang yang turut melibatkan dirinya dalam hari raya orang kafir berarti dia bukan orang baik. [2]
Allahu a’lam

Referensi :

No comments:

Post a Comment